Masjid raya P. Siantar
Pematang Siantar adalah kotamadya yang
berudara sejuk, terletak di pantai Barat Sumatra Utara, tidakbegitu jauh
dari Danau Toba. Di kota mi terdapat 73 masjid. Salah satu di antaranya
adalah Masjid Raya 7 di permatang Siantar yang terletak di Jalan Masjid
No.6, Pematang Siantar. Masjid Raya Pematang Siantar didirikan pada
tahun 1911, me- rupakan masjid tertua di Kodya Pematang Siantar dan
Kabupaten simalungun.
Pada awalnya, dindingnya terbuat dari papan dan
atap masjid ini terbuat dari rumbia. Berdirinya masjid ini diprakarsai
oleh tiga orang tokoh setempat, yaitu Tuan Syah H. Abdul Jabbar
Nasution, dr. M. Hfcnnzah Harahap, dan Penghulu Hamzah Daulay.
Masjid ini berlokasi kurang lebih 600
meter dari pusat kota (kantor ros) antara Jalan Masjid dan Jalan
Sipirok, dan 145 km dari Medan, telah Seberapa kali mengalami renovasi
fisik yang bertujuan untuk mem- rerbesar dan memperindah masjid.
Pada 27 Januari 1995 dilaksanakan
peresmian Masjid Raya yang direnovasi secara total sejak Desember 1993
dengan biaya Rp700 juta, iengkap dengan sarana pendukung, seperti kamar
mandi, ruang kantor, pelataran parkir, dan lain-lain.
Masjid Raya Pematang Siantar ini
memiliki luas bangunan induk 400 meter persegi dan berlantai dua.
Dindingnya dilapisi porselin dan berlantai marmer. Sedangkan, lantai di
bagian dalam masjid dilapisi karpet. Masjid ini mampu menampung sekitar
1.200 jamaah.
Masjid yang diberi nama Masjid Raya
Kotamadya Pematang Siantar ini telah mengalami sembilan kali pergantian
pengurus. Masjid ini juga telah banyak melahirkan tokoh-tokoh muslim
yang brilian dan qari/ qariah yang berlevel daerah dan nasional yang
dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti majelis taklim, kursus
qari/qariah, dan lain-lain.
Sarat Kegiatan
Di tengah kekejaman kaum penjajah,
terutama di masa pendudukan Jepang, seluruh masjid di Pematang Siantar
tidak dibenarkan menye- lenggarakan shalat Jumat. Namun, pada saat itu
Masjid Raya Pematang Siantar ini, dengan segala risiko, merupakan
satu-satunya masjid yang tetap melaksanakan shalat Jumat di daerah ini.
Di Masjid yang sarat dengan kegiatan ini
sejak tahun 1926 hingga sekarang, pada malam-malam tertentu secara
rutin diadakan pengajian selesai shalat magrib sampai isya, yang diisi
secara bergantian oleh para ulama yang ada di Pematang Siantar sebagai
kota kedua terbesar di Sumatra Utara.
Untuk mengantisipasi dampak negatif
globalisasi, terutama bagi generasi muda, dilakukan pembinaan melalui
kegiatan-kegiatan karya dan iman. Sejak tahun 1983, Masjid Raya secara
intensif mengadakan pembinaan terhadap anak yatim piatu yang berdomisili
di sekitar Masjid Raya. Bagi siswa SD dan SMP, sebagian dari keperluan
sekolah, mulai buku, pakaian, dan uang sekolah, ditanggung oleh Masjid
Raya.
Masjid Raya Pematang Siantar sejak tahun
1991 secara resmi menjalin kerjasama dengan Pemda Tingkat II Pemantang
Siantar, terutama mengenai masalah pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji. Jamaah haji asal daerah Pematang Siantar setibanya dari Tanah Sud
disambut di Masjid Raya dengan nyanyian marhaban yang dibawakan secara
massal oleh 200 orang santri.
Dalam upaya membina dan meningkatkan
ekonomi umat, sejak tahun 1988 berdiri Koperasi Jamaah Masjid Raya,
hingga kini beranggotakan 190 KK yang berdomisili di Kodya Pematang
Siantar. Koperasi ini dikelola oleh 15 orang karyawan. Bahkan, sekitar 5
tahun terakhir ini Koperasi Jamaah Masjid telah mendapatkan keuntungan
sisa hasil usaha (SHU) rata-rata setiap tahunnya Rp4 juta dengan nilai
Investasi Rp70 juta.
Koperasi ini mengelola beberapa unit
usaha, antara lain: pertokoan, perikanan, jasa, dan percetakan. Unit
pertokoan, misalnya, menyediakan sejala kebutuhan rumah tangga dan
terbuka untuk umum. Unit perikanan mengelola tambak seluas 400 meter
persegi, terletak persis di halaman sebelah timur, yang sekaligus
dijadikan selain kolam produksi juga sebagai kolam hias. Keberadaan
kolam ini menambah keasrian Masjid Raya. Sedangkan, unit jasa
mengkoordinasikan pembayaran Bckening air, listrik, dan telepon jamaah
masjid dan menjadi penyalur reberapa tabloid dan majalah Islam.
Sejak tahun 1993, di masjid ini dibuka
sebuah unit usaha percetakan mini offset yang menerima pesanan secara
umum. Mencetak segala jenis cetakan sesuai pesanan, seperti kartu
undangan, kartu nama, poster, spanduk, dan lain-lain.
Nazir Masjid Raya Pematang Siantar, H.
Boerhanuddin Lubis, selalu berusaha memakmurkan masjid. Menurutnya,
pendirian setiap masjid akan menuntut sebuali tanggung jawab yang
bemilai duniawi dan ukhrawi.
catatan : ini baru pertama kali ibadah di masjid raya, berhubung daerah lokasi tinggal saya lumayan jau.
saya rasa masjid raya in sungguh indah, sejuk kira yang sudah baca blog saya mampir di masjid ini dan bisa sekalian beribadah.. ada sesuatu yg berbeda dlm masjid ini, secara pribadi saya sudah merasakan itu.
sungguh indah masjid raya ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar